Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore merupakan salah satu
tokoh dalam serial novel ciptaan J. K. Rowling sebagai Kepala Sekolah Sihir Hogwarts.
Ia merupakan seorang ahli sihir yang bijaksana dan paling dihormati di dunia
Sihir. Ia berperan sebagai pembimbing atau penasihat tokoh utama, Harry Potter sebagaimana konsep perwatakan Merlin
atau Gandalf. Ia selalu mengambil berat terhadap Harry Potter dan memberikan dorongan kepada Harry
lebih dari yang lain. Ini karena kepercayaan beliau yang Harry adalah
satu-satunya yang diharapkan untuk membasmi Lord
Voldemort walaupun
dialah satu-satunya yang ditakuti ahli sihir jahat itu.
Dalam versi film, seri Harry Potter and the Sorcerer's Stone (2001) dan Harry Potter and the Chamber of
Secrets (2002),
diperankan oleh mendiang Richard
Harris yang meninggal
pada 2002 disebabkan penyakit Hodgkin. Untuk
film Harry Potter and the
Prisoner of Azkaban (2004)
danHarry Potter and the Goblet of Fire (2005) pula, Michael Gambon memerankan
tokoh Dumbledore dengan gaya yang berlainan dan lebih unik.
Kehidupan Awal Dumbledore
Albus Dumbledore dilahirkan pada tahun 1881 dan merupakan
anak dari Percival Dumbledore dan Kendra Dumbledore. Tiga
tahun setelah ia dilahirkan, adiknya, Aberforth Dumbledore lahir, dan setelahnya lahir adik
perempuan keduanya, Ariana Dumbledore. Tiga
anak-anak Mugglemenyerang
Ariana saat ia berumur 6 tahun karena mereka melihatnya menggunakan sihir.
Akibat dari serangan itu, ia menderita sakit seumur hidupnya. Ayah Dumbledore,
Percival, menyerang ketiga Muggle itu sebagai balasan atas penyerangan mereka
terhadap putrinya, dan ia dipenjarakan di Azkaban seumur hidup. Untuk menghindari Ariana
dibawa ke Rumah Sakit St.Mungo,
Kendra memindahkan keluarga mereka ke Godric's Hollow. Para
tetangga mereka mengira Ariana adalah seorang Squib.
Saat Albus memasuki Hogwarts, ia berteman dengan Elphias Doge yang banyak diejek oleh orang-orang
karena baru saja sembuh dari cacar naga. Di Hogwarts,
Dumbledore dianggap sebagai murid paling cerdas yang pernah memasuki Hogwarts.
Ia memenangkan banyak sekali penghargaan dan mempunyai banyak teman yang saat
ini menjadi penyihir-penyihir terkenal. Tulisan-tulisannya banyak dimuat diTransfiguration
Today, Challenges in
Charming, dan The
Practical Potioneer. Ia adalah seorang Gryffindor.
Informasi ini diberikan kepadaHarry Potter oleh Hermione
Granger pada saat
mereka berada di Hogwarts Express dalam film Harry Potter and the Sorcerer's Stone.
Tiga tahun setelahnya, Aberforth masuk Hogwarts. Adiknya
itu terbukti agak berbeda dari Albus, karena tidak menguasai bakat sihir luar
biasa seperti kakanya. Hal ini terlihat sejak di tahun kelima Harry bersekolah,
menjelang ujian O.W.L (Ordinary Wizarding Levels). Pada saat itu, Griselda
Marchbanks, Kepala Wizarding Examinations Authority--Kekuasaan Pengujian Sihir,
mengatakan bahwa Dumbledore telah "....melakukan hal-hal dengan tongkat
sihir yang tidak pernah kulihat sebelumnya". Saat Dumbledore dan Doge
meninggalkan Hogwarts, mereka berencana untuk melakukan perjalanan keliling
dunia. Di tengah-tengah perjalanan mereka, Dumbledore yang pada saat itu
berumur 18 tahun tertimpa musibah kematian ibunya, yang dibunuh oleh Ariana
yang sedang 'kumat'.
Dumbledore dan Grindelwald
Karena ketidakhadiran orang tua Dumbledore (ayahnya
dipenjara, sedangkan ibunya meninggal), Albus menjadi kepala keluarga tersebut,
dan menjadi kewajibannya untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ini merupakan
hal yang berat bagi Dumbledore, mengingat orang tuanya tidak meninggalkan
banyak emas. Ia dipaksa harus tinggal di rumah dengan Ariana ketika Aberforth
menjalani pendidikannya di Hogwarts. Kemudian, Gellert Grindelwald muda tiba di Godric's Hollow dengan
bibinya, Bathilda Bagshot,
pengarang buku A History of Magic--Sejarah Sihir. Dumbledore muda berteman
dengan Grindelwald dan mereka berdua mempunyai keinginan untuk menguasai dunia
"untuk kebaikan yang lebih besar" dengan cara menyatukan Relikui
Kematian yang legendaris.
Kedua penyihir itu berpendapat bahwa dunia sihir harus
berkuasa atas para Muggles. Meskipun mereka harus menghancurkan beberapa
penyihir dalam perjalanan mereka menuju misi tersebut, mereka akan
menganggapnya "untuk kebaikan". Tapi, sebuah diskusi antara Albus,
Aberforth, dan Grindelwald memimpin mereka ke sebuah duel yang menyebabkan
kematian Ariana. Dalam sisa hidupnya, Dumbledore merasa bersalah, karena tidak
pernah bisa memastikan apakah kutukannya atau hal lain yang menyebabkan
kematian Ariana.
Grindelwald kemudian meninggalkan rumah Bagshot dan
memulai misinya. Sementara itu, dalam pemakaman Ariana, Aberforth sangat marah
kepada Dumbledore dan meninju hidung Dumbledore, mematahkannya, yang membuat
hidungnya terlihat bengkok sekarang. Karena kematian Ariana tersebut, Albus
merasa tidak dapat dipercaya dalam menghadapi hal-hal yang besar yang
membuatnya tidak pernah mengambil tempat sebagai Menteri Sihir. Dumbledore
kemudian kembali ke Hogwarts sebagai guru Transfigurasi, dan kemudian diangkat
menjadi Kepala Sekolah Hogwarts, menggantikan Armando Dippet.
Dumbledore akhirnya berhasil mengalahkan Grindelwald, yang
telah menjadi penyihir hitam, yang memiliki Tongkat Elder. Setelah
mengalahkannya, Dumbledore menjadi pemilik Tongkat Elder berikutnya, bahkan
setelah ia meninggal.
Dumbledore dan Kebangkitan Voldemort
Lihat juga: Lord
Voldemort atau Orde Phoenix Salah satu tugas
Dumbledore sebagai guru di Hogwarts adalah mencari dan menawarkan tempat di
Hogwarts kepada Tom Marvolo
Riddle. Ketika Dumbledore terkagum-kagum dengan kemampuan Riddle, ia
mendapat masalah karena Riddle tidak pernah mempercayai Dumbledore sepenuhnya.
Satu tahun kemudian, Riddle mencoba untuk mendapatkan tempat sebagai guru di
Hogwarts. Namun, Dumbledore meyakinkan kepala sekolah saat itu, Armando Dippet,
untuk menolak permohonan Riddle. Ia sendiri juga menolak permohonan Riddle yang
kedua beberapa tahun kemudian, saat ia menjabat sebagai kepala sekolah. Sejak
saat itu, Riddle menyatakan perang dengan mantan pengajarnya, dan mengadopsi
sebuah nama yang akan menjadi menakutkan dalam semua hati penyihir di dunia
sihir tahun-tahun mendatang: Lord
Voldemort.
Untuk melawan Voldemort, Dumbledore mendirikan sebuah
organisasi yang diberi nama Orde Phoenix.
Dalam perkembangan Voldemort, anggota Orde selalu bertarung melawan pengikut
Voldemort, Pelahap Maut dan pengikut-pengikut lainnya. Dalam
pertempuran tersebut, Orde menderita kekalahan yang diikuti dengan meninggalnya
beberapa anggota Orde, dan salah satunya adalah suami-istri Potter.
Sebelum kematian mereka, Dumbledore meminta mereka untuk memperlihatkan Jubah
Gaib yang dicurigai sebagai salah satu dari Relikui Kematian. Saat James
meninggal, Dumbledore memutuskan untuk menyimpan jubah tersebut, dan
memberikannya kepada putra James, Harry Potter.
Saat orang tua Harry terbunuh dan kekuatan Voldemort
menghilang, pemindahan Harry ke rumah Vernon dan Petunia Dursley, paman dan
bibinya yang merupakan satu-satunya kerabatnya yang masih hidup, adalah
keputusan Dumbledore. Ia mengetahui bahwa Harry telah diberi perlindungan sihir
khusus yang berasal dari pengorbanan ibunya, dan karena Petunia Dursley
menerima Harry di rumah mereka, sihir itu telah tertanam di rumah keluarga
Dursley. Sihir lama yang berasal dari cinta ibunya kepada Harry ini, membuat
Harry tidak dapat disentuh oleh Voldemort.
Penampilan
Tiga Buku Pertama
Albus
Dumbledore dimainkan olehRichard Harris
Di awal dari seri Harry Potter,
tepatnya di Harry Potter dan Batu Bertuah, Dumbledore
tiba di Privet Drivenomor empat di Little Whinging,Surrey, untuk
meninggalkan bayi Harry di ambang pintu kediaman keluarga Dursley dengan sebuah
surat yang menjelaskan situasi saat itu. Ia pergi dengan kata-kata terakhir,
"Semoga berhasil, Harry".
Saat Harry tiba di Hogwarts, Dumbledore memberitahu Harry
tentang rahasia Cermin Tarsah yang jika ia melihat cermin tersebut, ia melihat
dirinya "memegang sepasang kaos kaki wol tebal." Ternyata, ia
sendiri, seperti Harry, melihat keluarganya hidup dan bersatu. Pada malam
ketika Quirinus Quirrel, Harry, Ron Weasley,
dan Hermione
Granger memasuki ruang
bawah tanah untuk mendapatkan Batu tersebut, Dumbledore sedang dipanggil oleh Kementrian Sihir oleh surat yang salah, tapi ia
kemudian menyadari bahwa ia diperlukan di Hogwarts dan ia kembali untuk
menyelamatkan Harry dari Quirrell dan Voldemort. Ia juga melakukan percakapan
terakhir dengan Harry setelah kejadian tersebut dan mengatakan bahwa ia terlalu
muda untuk mengetahui alasan Voldemort ingin membunuhnya.
Di Harry Potter dan Kamar Rahasia,
Dumbledore mencurigai bahwa Tom Riddle terlibat dalam penyerangan terhadap
murid-murid, saat ia menjawab, "bukan masalah siapa, tapi
bagaimana?", ketika ditanya siapa pelaku penyerangan tersebut. Dumbledore
yang lebih muda terlihat di buku harian Riddle, ketika Harry melihat memori Tom
Riddle, dan bertanya apakah ia mengetahui sesuatu tentang penyerangan
murid-murid. Dalam separo bagian akhir, Lucius Malfoy membujuk (atau bisa
dibilang mengancam) kesebelas dewan sekolah untuk mencabut posisi Dumbledore
sebagai Kepala Sekolah karena terjadi penyerangan oleh basilisk di sekolah saat Kamar Rahasia dibuka. Para dewan mengembalikan lagi
posisi Dumbledore saat mereka mengetahui bahwa Ginny Weasley dibawa ke Kamar Rahasia dan Lucius
terbukti memaksa para dewan untuk menyingkirkan Dumbledore.
Di permulaan Harry Potter dan Tawanan Azkaban,
Dumbledore terpaksa menerima para dementor di luar sekolah mereka demi perlindungan
murid-murid Hogwarts dari Sirius Black,
seorang yang dituduh membunuh yang melarikan diri dari Azkaban. Setelah Black
berhasil menembus Hogwarts, Dumbledore memerintahkan untuk menutup seluruh
pintu masuk ke dalam sekolah. Setelah Harry jatuh dari sapunya pada saat
pertandingan Quidditch karena dementor, Dumbledore menjadi sangat marah pada
mereka dan menggunakan tongkatnya untuk mendaratkan Harry dengan selamat ke
tanah. Di bagian akhir buku, Dumbledore menyarankan Hermione memakai Pemutar
Waktu miliknya tanpa sepengetahuan Kementrian untuk kembali ke tiga jam yang
lalu untuk menyelamatkan Buckbeak si Hippogriff dan Sirius sebelum mereka tereksekusi.
Buku Keempat dan Kelima
Di seri keempat, Harry Potter dan Piala Api, Dumbledore
memperkenalkan Turnamen Triwizard. Ia
juga menjadi juri selama even tersebut berlangsung. Di buku, saat nama Harry
keluar dari Piala Api, Dumbledore tidak terkejut dan tetap tenang, dan bertanya
pada Harry apakah ia sendiri atau murid lain yang lebih tua yang ia suruh yang
memasukkan namanya ke dalam Piala Api. Saat Harry menjawab tidak, ia percaya
padanya. Tidak seperti di buku, di film, Dumbledore (yang diperankan oleh
Michael Gambon) terlihat marah dan bahkan menggoncangkan Harry saat ia bertanya
padanya.
Di akhir buku, ketakutan Dumbledore terjawab saat Harry
kembali dari pertempurannya melawan Voldemort membawa mayat Cedric
Diggorydan saat Alastor Moody (yang sebenarnya adalah Barty Crouch Junior yang menyamar dengan menggunakan
Ramuan Polyjuice) mengambil Harry dari Dumbledore dan membawanya ke dalam
kantornya. Dumbledore langsung curiga dan pergi menuju kantor Moody dengan Minerva McGonagall dan Severus Snape untuk menyelamatkan Harry dan
menginterogasi Crouch. Kemudian, Dumbledore mendengarkan kesaksian Harry
tentang kembalinya Voldemort. Harry kemudian mengetahui bahwa Cornelius
Fudge, Menteri Sihir sedang berdebat dengan Dumbledore dan
McGonagall. Di akhir cerita, Fudge dan Dumbledore "berpisah jalan"
setelah perdebatan tentang kembalinya Voldemort dan akibat-akibat yang akan
terjadi jika Fudge tetap membiarkan hal itu.
Di Harry Potter dan Orde Phoenix, Dumbledore
diturunkan pangkatnya yang semula adalah Hakim Ketua Wizengamot, dikeluarkan
dari kedudukannya sebagai Ketua Konfederasi Penyihir Internasional, dan ia juga
kehilangan Order of Merlin Kelas Satu, akibat dari pidatonya tentang kembalinya
Voldemort. Sementara itu, Kementrian Sihir melakukan segala cara untuk memojokkan
Dumbledore dan Harry, sebagian besar melalui Daily Prophet. Di awal
cerita, Dumbledore memancing kemarahan Fudge saat ia hadir di sidang Harry
dengan membawa saksi (Arabella Figg) untuk memastikan bahwa ia tidak
dikeluarkan. Namun, Harry merasa sangat marah karena Dumbledore tidak pernah
menatapnya, apalagi berbicara kepadanya.
Di Hogwarts, Kementrian mengeluarkan Dekrit Pendidikan
Nomor Dua Puluh Dua, yang memperbolehkan Fudge untuk menempatkanDolores
Umbridge (setelah
Dumbledore gagal mencari kandidat yang tepat) sebagai guru Pertahanan Terhadap
Ilmu Hitam. Melalui Umbridge, Fudge perlahan-lahan menambah kekuatannya di
Hogwarts. Ia juga mengawasi Dumbledore secara ketat, karena ia takut Dumbledore
sedang mendirikan laskar penyihir dibawah umur untuk melawan Kementrian.
Dolores melarang semua praktek latihan pertahanan di kelasnya yang memaksa
Harry, Ron, dan Hermione mendirikan Laskar Dumbledore dengan beberapa teman-teman mereka.
Saat L.D. diketahui oleh Kementrian, Dumbledore berkata bahwa ialah yang
menyuruh Harry membentuk organisasi tersebut, yang membuatnya kehilangan
jabatannya sebagai kepala sekolah (lagi).
Dumbledore tidak terdengar lagi di buku sampai ia tiba di Departemen Misteri untuk bergabung dengan Orde dalam
pertarungan melawanPelahap Maut. Ia kemudian menyelamatkan Harry
dari kutukan Avada Kedavra yang dilancarkan oleh Voldemort dan berduel dengan
Pangeran Kegelapan. Setelah Voldemort ber-Dissaparate, Dumbledore memberitahu
Fudge tentang apa yang terjadi dan menduduki kembali jabatan sebagai kepala
sekolah dan mendapatkan kembali semua gelar-gelarnya. Di akhir cerita,
Dumbledore memberi tahu Harry bahwa Voldemort memilihnya sebagai saingannya dan
mereka berdua harus saling membunuh pada akhirnya.
Buku Keenam
Di Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran,
Dumbledore menjemput Harry dari Privet Drive untuk membujuk Horace Slughorn
untuk bergabung dengan staf Hogwarts. Tangan kanannya, seperti yang
diperhatikan Harry, terlihat hitam dan berkerut. Pada saat tahun ajaran,
Dumbledore bertemu dengan Harry di kantornya untuk mengajarinya tentang masa
lalu Voldemort karena ia memberitahu Harry bahwa hal itu sangat penting.
Melalui pelajaran tersebut, mereka mengunjungi pikiran-pikiran orang lain, yang
mengandung informasi-informasi penting bagi Voldemort. Harry mempelajari bahwa
Voldemort membuat enam Horcrux untuk mendapatkan keabadian dan
Horcrux-Horcrux tersebut harus dihancurkan sebelum Harry menghancurkan bagian
terakhirnya yang terdapat di dalam tubuh Voldemort. Harry juga berulang-ulang
memberitahu Voldemort bahwa murid lain, Draco Malfoy,
bekerja untuk Voldemort. Dumbledore menolak untuk melakukan tindakan pada
Draco, dan berkata pada Harry bahwa ia lebih mengerti apa yang sedang terjadi
daripada Harry.
Di akhir buku keenam, Dumbledore dan Harry pergi ke gua
yang dipercayai adalah tempat Voldemort menaruh Horcruxnya. Di gua tersebut,
Dumbledore meminum sebuah ramuan di tempat dimana Horcrux tersebut berada; saat
meminumnya, ia mulai berteriak, terlihat mengalami penyiksaan mental dan
melemah. Setelah para Inferi mencoba menangkap dan menjatuhkan Harry ke dalam
danau es yang dalam, Dumbledore tiba-tiba sembuh dan menyihir jerat api di
sekitar mereka. Dumbledore mengambil liontin Horcrux bersamanya dan keluar dari
gua tersebut dan kembali ke Hogsmeade. Saat mereka
kembali, Madam Rosmerta memberitahu mereka bahwa Tanda Kegelapan terlihat di
atas Menara Astronomi dan Dumbledore serta Harry
bersama-sama menuju Menara Astronomi melalui sapu Rosmerta. Di atas menara,
Dumbledore berbicara tentang rencana Draco Malfoy untuk membunuhnya. Beberapa
Pelahap Maut lain memasuki menara dan membujuk Malfoy untuk membunuh Dumbledore.
Saat Malfoy tidak bisa membunuhnya, Snape muncul dan langsung melancarkan
Kutukan Avada Kedavra pada Dumbledore.
Di buku terakhir, diungkapkan bahwa Dumbledore membuat
kesalahan besar dengan memakai cincin terkutuk di tangan kanannya, pada buku kelima
atau keenam, dan melupakan kutukan yang terdapat pada cincin itu. Cincin itu
menyimpan Batu Kebangkitan, yang diharapkan Dumbledore dapat memperbolehkannya
untuk meminta maaf kepada orang tuanya dan adiknya. Severus Snape dipanggil oleh Dumbledore untuk
mengangkat kutukan itu pada malam itu. Dumbledore tahu bahwa hidupnya hanya
tinggal sebentar lagi. Saat itulah Dumbledore meminta Snape untuk, pada saat
yang tepat, membunuhnya, yang menurutnya "lebih terhormat". Severus
setuju, karena ia berkata bahwa ia akan melakukan apa saja untuk Dumbledore.
Sesaat setelah kematiannya, lukisan Dumbledore tiba-tiba
muncul di kantor Kepala Sekolah. Pemakamannya dihadiri oleh murid-murid, staf
dan pengajar Hogwarts, anggota Kementrian Sihir, para hantu, centaur, dan para
duyung, serta semua orang yang menghormatinya. Dibungkus dengan kain beludru
ungu, ia dikubur di sebuah peti marmer putih di sebelah danau di Hogwarts, dan
ia adalah satu-satunya Kepala Sekolah yang dikubur di sekolah. Saat
penguburannya, Fawkes menyanyikan lagu dukacita, meratapi kematian pemiliknya.
Buku Terakhir
Rowling menggunakan beberapa bab di Harry Potter dan Relikui Kematian untuk mengungkapkan dua hal utama
tentang Dumbledore: kehidupan awalnya dan kematiannya. Setelah muncul beberapa
cerita tentang masa kecil Dumbledore dan naiknya Dumbledore sebagai Kepala
Sekolah Hogwarts, Harry mulai meragukan Dumbledore yang dia ketahui. Saat ia
merasa frustasi, ia sering marah pada Dumbledore karena membuat pencariannya
akan Horcrux-Horcrux menjadi sulit dan karena tidak menyediakan informasi yang
cukup. Harry akhirnya belajar kesulitan-kesulitan sebenarnya yang dialami
Dumbledore pada masa mudanya melalui Aberforth dan Albus sendiri.
Dumbledore muncul untuk terakhir kalinya kepada Harry
Potter di akhir buku, setelah Harry diserang kutukan membunuh. Rowling
menggunakan percakapan itu untuk mengungkap kebenaran dari hubungan antara
Voldemort dan Harry. Harry kemudian mengakui segala kekecewaannya pada
Dumbledore. Dumbledore lalu memberitahu Harry bahwa ia masih punya pilihan;
menjalani kehidupan selanjutnya atau kembali ke tubuhnya yang lama untuk
menghadapi Voldemort untuk terakhir kalinya. Setelah mengalahkan Voldemort,
Harry melakukan percakapan singkat dengan lukisan Dumbledore di kantor Kepala
Sekolah tentang nasib masing-masing dari ketiga Relikui
Kematian. Di epilog cerita, terungkap bahwa Harry menamai putra
keduanya Albus Severus Potter, yang berasal dari
nama Dumbledore dan Snape.
Atribut
Penampilan Luar
Di buku, Dumbledore digambarkan sebagai seorang penyihir
klasik; tinggi dan kurus, dengan rambut panjang keperakan. Ia memiliki mata
biru, hidung yang mancung dan bengkok, dan jari-jari yang panjang. Ia
mengenakan kacata bulan-setengah. Ia pernah dikatakan memiliki bekas luka
diatas lututnya yang penyebabnya tidak diketahui. Menurut alur cerita Harry
Potter, Dumbledore lahir pada tahun 1881 dan meninggal pada tahun 1997, yang
berarti ia berumur 116 tahun. Ia biasanya terlihat mengenakan jubah panjang
dengan berbagai warna dan motif yang biasanya bermotif bulan dan bintang.
Beberapa kritik mengatakan beberapa kesamaan antara
Dumbledore dan penyihir klasik, Merlin dan Gandalf dari Lord of the
Rings.
Karakteristik
Dalam seri-seri Harry Potter, Dumbledore tidak
mementingkan "kemurnian darah" dan percaya bahwa pilihan setiap
individu mencerminkan karakter setiap orang, ia berkata, "masalahnya bukan
bagaimana seseorang lahir, tapi orang seperti apakah mereka pada saat mereka
besar". Voldemort menganggap Dumbledore sebagai "pahlawan bagi para
Darah Lumpur dan Muggle". Tidak seperti penyihir lain, Dumbledore tidak
takut untuk mengatakan nama Voldemort (dan mencoba membujuk orang lain untuk
memanggilnya menggunakan nama Voldemort pada saat pertempuran pertama) dan
memanggilnya "Tom" saat berdebat dengannya.
Beberapa karakter dalam buku sering menganggap kelemahan
terbesarnya adalah kemauannya untuk mempercayai orang-orang yang menurut orang
lain tidak bisa dipercaya. Ia terlihat mempunyai selera humor yang bagus. Ia
sangat sabar, dan selalu tenang. Ia juga selalu sopan terhadap siapa saja,
bahkan terhadap musuh-musuhnya. Ia adalah seorang pecinta musik.
Selain seorang penyihir yang cerdas dan bijaksana, ia
juga adalah seorang yang eksentrik.
Kemampuan Sihir
Di usia muda, Dumbledore selalu memperlihatkan kemampuan
sihir yang sangat hebat dan di ujian N.E.W.Tnya, "...melakukan hal-hal
dengan tongkatnya yang tidak pernah dilihat (oleh para penguji)
sebelumnya".
Dumbledore juga seorang ahli kimia yang bekerja dengan Nicolas
Flamel, pembuat Batu Bertuah,
dan ia juga menemukan dua belas kegunaan darah naga. Ia dapat membuat patronus,
yang berbentuk phoenix. Ialah yang menemukan metode pengiriman pesan ke orang
lain melalui Mantra Patronus, kemampuan yang hanya diajarkannya kepada anggota
Orde Phoenix.
Ia juga dapat menciptakan api Gubraithian (api sihir
abadi). Ia juga mengklaim bahwa ia dapat menjadi tidak terlihat tanpa perlu
menggunakan Jubah Gaib. Dumbledore juga memiliki kemampuan dalam Occlumency dan
Legilimency. Dumbledore juga seorang ahli transfigurasi (mengingat ia merupakan
guru transfigurasi sebelum menjadi Kepala Sekolah). Di Harry Potter dan Orde
Phoenix, Dumbledore mentranfigurasi ribuan potongan kaca menjadi pasir dalam
sekejap. Ia dapat berbicara Mermish, Gobbledegook, dan ia mengerti
Parseltounge.
Asal Nama
Nama lengkap Dumbledore adalah Albus Percival Wulfric Brian
Dumbledore. Nama "Dumbleodore" berarti "lebah madu" yang
berasal dari bahasa Devon kuno. Kata ini dipilih Rowling karena ia membayangkan
Dumbledore berjalan-jalan di dalam kastil dan berkata-kata pada diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar