Dusta
Purnama merekah menghirup rubik-rubik kertas
Penuh makna
Ingin tahu awan pun merapat
Membaca bait-bait puisi tentang kita
Seakan ikut bersedih
Bulan tertunduk meredup menambah lirih hati ini
Pelupuk hati tak mampu melihat lagi
Terlalu banyak kisah disana
Satu makana yang sulit dimengerti
Semua hadir karena dusta
Sosok yang tak berubah
Penghianat yang menyebar duri dan merobek hati
Hadir bak penyelamat
Sembuhkan luka
Penawar pancaran jiwa
Namun kian menyerang
Keabadian
Malam menghapus angan
Ku melihat secabik harapan
Namun curam
Karena aku diacuhkan
Menanti
Menanti
Senyumku tiada arti
Terkubur dalam kabut malam
Tak ada yang mau mengerti
Dikala ku rapuh
Dikala ku butuh
Hanya bisu menatap layar yang tak kunjung bordering
Bunyi itu yang kunanti
Harapkan untaian kata kepastian
Bermain dengan huruf lambing bisu
Yang mampu jadi jembatan menuju keabadian
Mengapa rasa yang terkubur
Dalam tetes air mata
Menjadi symbol
Keabadian cintaku
Satu kata bermakna cinta
Tak berwujud hanya kurasa
Apabila terwujud
Mungkin kau dengar lewat tetes air mata
Wahai insan yang ada di sana
Mungkinkah kau dengar
Aku ingin berbagi
Menghirup rasa di jiwa
Oh Tuhan
Pertemukan aku dengan dirinya
Sebelum hati ini membeku
Untuk selamanya
Bintangku
Kemeja biru
Jins hitam
Rompi
Membalut tubuhmu
Senyum tulus
Binar mata cemerlang
Alunkan nada-nada indah
Mengisi hatiku
Bintangku bersinar
Temani tiap sabtu dan minggu
Manjakanku dengan untaian kata
Hibur hatiku yang porak-poranda
Gemuruh petir hancurkan semua
Bintangklu ditelan kabut malam
Bintangku telah pudar
Tak bersinar lagi
Bintangku telah pergi
Dan tak akan kembali
Tinggalkan ku tertegun tanpa arti
Menanti tiap sabtu dan minggu tanpa bintang di hati
Sanggupkah
Sanggupkah derai air mata
Menghapus namamu di benakku?
Sanggupkah gelombang samudera
Lunturkan warnamu?
Sanggupkah angin barat
Terbangkan jiwamu?
Sanggupkah gemuruh petir
Hancurkan kenangan itu?
Sanggupah aku tak melihatmu lagi?
Sanggupkah aku kau tinggal pergi?
Sanggupkah aku terdiam membisu?
Sanggupkah aku menahan rindu?
Sanggupkah aku tak mendengar hikayatmu?
Sanggupkah aku
Hidup tanpa hadirmu?
Di setiap sabtu minggu
Tak Ada
Tak ada kata yang lebih sempurna
Selain namamu
Tak ada keindahan yang sejati
Selain wajahmu
Tak ada nyanyian
Selain ucapanmu
Tak ada keabadian
Selain sennyummu
Takkan ada rindu
Kalau ada kamu
Tak berarti cinta
Tanpa dirimu
Tak ada rasa yang berbeda untukmu
Tak ada kejujuran selain matamu
Tak ada penantian selain sabtu minggu
Tak ada penasaran selain menunggumu
Duhai ibu bintang hatiku
Uji
Mungkin derasnya hujan
Akan sanggup lunturkan cintasndi jiwa
Ataukah gemuruh kilat
Kan robek tulisan cinta di hati
Disisni ku sendiri
Menikmati rintik hujan
Biarlah kini hujan basahi sucinya kasih
Mungkin nanti akan ada pelangi
Yang selalu mewarnai hidup yang sepi
Yang selalu menaungi dua hati
Yang tegak di tengah uji
Kepingan Waktu
Gelapnya malam segelap hatiku
Dinginnya angin sedingin jiwaku
Ingin rasanya aku berteriak
Menjerit
Menahan perasasn
Yang tak mampu kuobati sendiri
Bendungan kekecewaan tak berpenawar
Karena kini kau telah pergi
Tinggalkan luka yang meradang
Menghujam jantung
Menyayat raga
Merobek hati
Kemana aku harus berlari
Membawa berjuta rindu
Mampukah tetes air mata
Membuat kau hadir kambali
Apakah rinduku akan tebayar
Oleh gemingan nada-nada indahmu
Penantian Hampa
Kilat bersahut-sahutan
Memecah keheningan
Senja
Bisu
Gerimis umbar hasrat sepi
Perah tetes air
Menambah resah di hati
Menanti sebuah kepastian
Yang ku sangka
Akan berbuah keindahan
Tanpa rasa curiga
Ku berguman sendiri
Walau hingga kini
Aku tak juga mengrti
Apa yang telah terjadi saat itu
Malam membawaku
Pergi jauh
Hingga ku tak sadar
Hingga pagi
Kutahu semua akan terungkap
Satu kata yang sulit terucap
Satu kata yang kunanti
Namun hanya menbuatku
Menangis sedih
Kau telah jauh terbentang di bawah
Binar bintang yang kian meredup
Andai aku ada di situ
Hanya tuk ucaokan selamat tinggal
Mungkin akan lebih baik
Namun semua telah terlambat
Bintangmu yang biru telah memerah
Tak mampu lagi tuntun aku
Tuk melihat jutaan keajaibanmu
Duhai bintangku
Kenangan
Tertatih ku melalui ribuan hasrat
Di tengah jutaan rahasia
Yang hanya menjadi album biru
Kenangan pilu
Disaat kau pergi tinggalkan rindu
Yang menbuatku kian
Malu, risau dan sedih
Sorot mata itu penuh kehangatan
Hentakan indah mainkan petikan-petikan merdu
Senyum itu penuh arti
Derap langkah itu menjadi pasti
Tapi tak ada yang mengerti
Apalagi ingin mencampuri
Hanya bintang berbisaik sepi
Karena bintnagku telah pergi
Pergi menyepi
Sendiri
Hinggga mati
Bayangmu
Berjalan ku di ruas kegelapan malam
Sendiri dan sepi
Terkias ku bingkai wajah itu
Wajah yang membisu di tengah cahaya ungu
Langkahku kian menjauh
Tinggalkan jejak
Yang tersapu oleh hujan gerimis
Yang menambah pedih
Terbelenggu dalam lilitan rindu
Bersama wajah itu
Di bawah pilar yang membeku
Wajahku kian memudar
Di tetesi air hujan
Yang tajam menusuk badan
Kini tak ada lagi senyum yang membeku
Tak ada lagi rindu yang meradang
Karena aku yakin
Kau akan selalu mengingatku
Walaupun kini kita jauh
Dan kau pun akan selalu diahtaiku
Hingga ku mati
Awan Mimpi
Di senja yang bisu
Kita bertemu
Kasihpun menghinggapi sanubari
Di tengah padang rumput sepi
Ku termenung melihat wajahmu
Yang terus tersenyum
Melambung jauh khayalku
Menjadi debu
Binar-binar cahaya senja
Warnai rona wajahmu yang indah
Tertata sempurna
Bukti kuasa sang pencipta
Kau hibur aku
Dengan nada-nada indahmu
Yang keluar dari bibir indahmu
Menggema ke seluruh penjuru bumi
Oh cinta
Bersemi di tengah senja
Menata kasih di lautan
Yang terus tersapu oleh ombak
Semua memang berbeda
Wajahmu kian pucat
Hingga kau pun menghilang
Yang ada hanya raja waktu
Yang telah menungguku
Untuk menghapus jembatan mimpi
Yang telah membawaku
Kepada dirimu
Hampa
Pikiranku kosong
Hampa
Tak terkendali
Entah apa yang ingin ku lakukan
Aku telah kehilangan segalanya
Termasuk makna hidupku
Aku terperosok ke dalam keheningan
Di tengah keramaian
Oh......
Mengapa diriku ini
Hilang arah dan tujuan
Apa yang telah terjadi
Tak ada yang mengerti
Kemana aku harus mencari
Makana hidup yang telah pergi
Adakah di tengah samudra
Ataukah di kutub bumi
Semua terjadi begitu cepat
Hingga tak ku sadari
Engkau telah pergi
Begitu berarti
Mungkin ini penyebab kerapuhanku
Mungkin kah kau akan kembali untukku?
Bintang kecilku?
Yang Telah Hilang
Aku melangkah menelusuri ruang waktu
Mencari sesuatu yang terjatuh
Derap langkahku semakin rapuh
Karena ku tahu aku telah tersesat jauh
Dari segala tujuan hidup
Yang ku cari tak juga ku temui
Hingga peluh menenggelamkanku
Kemana kau pergi
Duhai lentera hidupku?
Temani aku yang telah jauh dari sisimu
Kegelapan menguburku
Ulurkan tanganmu dikala aku terajerat
Terangi aku di kala tersesat
Hibur aku di kala gundah
Obati lukaku yang kian parah
Hadirmu menjadi keajaiban terindah
Dari tahta keajaiban
Yang kau siapkan untukku
Duhai kekasih hatiku